Senin, 26 Februari 2018

Cinta, Perjuangan, dan Pengorbanan part 1 Ani sang Guru Honorer

     Namaku adalah Purnama, wajahku memang tak tampan namun seindah bulan purnama. Usiaku 23 tahun dan aku adalah seorang guru di kecamatan Ampel****** dikota P jateng. Aku menyukai seseorang, ia bernama Ani, dia seorang guru juga sama sepertiku.
     Meskipun usianya terpaut lebih tua dari aku tapi wajahnya tetap imut dan gemesin. Giginya yang agak gingsul membuat Ani terlihat begitu menawan, meskipun ukuran buah dadanya standar. Apalagi dia berjilbab dan pandai brdandan sehingga tampilannya modis. Dia begitu cantik dipandang mata.
     Pertemuan kami diawali saat pesta siaga sekecamatan. Sifatnya yang fleksibel dan mudah bergaul memudahkanku untuk berkenalan dengannya. Meskipun Ani agak sulit untuk dideketi, namun seiring waktu kami menjadi akrab dan jadian.
     Singkat cerita perjalanan kami seperti tanpa halangan dan sudah bertunangan. Namun masalah mulai menghampiri kami berdua, kami kekurangan dana untuk resepsi pernikahan kami.
"Maaf sayang untuk resepsi pernikahan kita nanti gimana.....sedangkan mas hanya punya tabungan sedikit dan mas hanya seorang guru honorer yang gajinya tidak seberapa." Ani tampak kebingungan
"Aduh gimana ya mas soalnya aku juga hanya punya uang segini aja mas dan aku juga hanya guru honorer sama seperti mas." lalu kami terdiamsejenak.
     Sejenak terlintas ide iseng di kepalaku, aku memperlihatkan suatu situs web pada Ani. "Lihat sayang, disalon ini berani membayar mahal wanita yang berani cukur sampai botak."
"Terus...mas pengin aku cukur botak gitu...kenapa bukan mas saja." Ani memperlihatkan ketidak setujuannya.
Aku tertawa kecil "Maunya si gitu sayang tapi syaratnya harus wanita yang rambutnya minimal sebahu untuk pembuatan wig katanya. Tapi kalau sayang g mau tidak apa-apa kok."
"Mas bagaimana kalau kita minta orang tua kita..." kata Ani tiba-tiba.
"Jangan An, kitakan udah dewasa dan udah kerja masa mau minta terus"
"Emm y udah nanti aku pikirkan lagi"
Akupun memeluknya dia pun membalasnya "Maafkan aku sayang"
"Iya gapapa sayang kita cari jalan keluarnya bersama."
Akupun membelai rambutnya yang terbalut kerudung,aku lalu mencium kepalanya "ummach"
http://BloggerBersatu.com/?ref=Bayuadhi
     Ternyata dirumah Ani terus memikirkannya, lalu menelponku untuk mengantarkannya besok pada hari minggu. Pada hari minggu aku memenuhi janji menemuinya dan mengantarkannya kesebuah tempat yang sepertinya sebuah salon.
"Dek inikan salon, adek mau potong rambut ya..." aku mulai curiga dan bertanya.
"Mas masih ingat pembicaraan kita kemarin..." Ani malah balik bertanya.
"Masih dek" aku menjawabnya "tapi dek bentar lagikan kita mau nikah masa pengantin botak dan apa adek tidak apa-apa tampil botak..."
"Tidak apa-apa mas lagi pula aku kan pakai jilbab dan pernikahan kita 3 bulan lagi jadi masih ada waktu dan aku jamin rambut aku pasti sudah tumbuh lagi." Dia menjawabnya dengan santai mencoba meyakinkanku dengan senyum manisnya.
     Lalu calon istriku diajak masuk kesuatu ruangan dan aku disuruh menunggu diruangan lain. Karena aku penasaran lalu aku intip mereka dan tidak lupa aku merekamnya. Disana aku lihat rambut Ani dipotong ternyata mereka juga merekamnya dan memfoto hasil karyanya. Rambut Ani dipotong dengan gunting sehingga membentuk model emo lalu difoto dan dipotong lagi begitu seterusnya. Dari model shagy, bob, hingga cepak (pixie). Aku pikir itu sudah selesai tapi ternyata belum, dengan mesin cukur cliper rambut Ani dicukur perlahan-lahan. Dari depan lalu kebelakang seterusnya hingga model buzcut, kini habislah rambut dikapala Ani calon istriku. Setelah membersihkannya Ani kembali mengenakan jilbabnya. Selesai itu mereka memberikan sejumlah uang yang dijanjikan kepada calon istriku.
     Diperjalanan pulang dia minta mampir disebuah taman. "mas aku mencintaimu dengan ini sebagai pengorbanan dan perjuanganku" sambil memberikan uang tadi
     Akupun memeluknya dan diapun membalasnya setelah itu dia membalikan badan dan menuntun tanganku untuk memeluknya dari belakang. Akupun tidak keberatan, lalu aku cium lehernya hingga bibirnya,lidahnyapun bermain didalamnya.Sementara itu tanganku meraba naik keatas meremas payudaranya memainkan gundukan itu dibalik bajunya. Cukup lama kami bercumbu disana hingga akhirnya kamipun pulang.
     Singkat cerita dihari H, hari yang kami tunggu-tunggupun tiba. Sebelumnya aku lihat rambut Ani pun sudah tumbuh lagi. Kami adakan pesta resepsi pernikahan kami dengan sederhana. Sehingga masih ada sisa uang yang cukup lumayan. Uang itu akan aku gunakan untuk modal usaha untuk menafkahi istriku yang sudah berkorban dan berjuang demi kami.